Selamat Datang Kawan !!!!!! Inspirasi Tanpa Batas : 2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

Rabu, 23 Februari 2022

2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid yang mana di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis dan merupakan keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru dengan memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda di dalam kelas atau lingkungan sekolah. Sebagai guru, tentunya dipahami bahwa jumlah murid yang diajar di dalam kelas memiliki keberagaman tersendiri karena sejatinya setiap murid memiliki keunikannya masing-masing. Dengan keunikan tersebut, guru sebagai pendidik bertindak sebagai fasilitator dalam memahamkan materi kepada murid dan memfasilitasi agar semua murid mampu memproses ide atau informasi yang diperolehnya serta mampu mengembangkan suatu produk sesuai dengan kemampuan muridnya masing-masing. Untuk itu, pada pembelajaran berdiferensiasi, perlu persiapan atau strategi pembelajaran yang tepat dari guru baik meliputi diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk dengan mengacu pada aspek pemetaan kebutuhan belajar murid.

Untuk merancang Pembelajaran Berdiferensiasi perlu beberapa tahapan

1. Pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)

Sebagai guru kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya. Dalam hal ini, guru harus mendiagnosa kesiapan belajar murid. Misalnya, pada diferensiasi konten, ada murid yang sudah siap mempelajari materi yang di dalamnya terdapat masalah berupa tantangan atau kemampuan berpikir tingkat tinggi. Ada juga murid yang mungkin masih perlu mempelajari hal-hal yang mendasar dalam memahami materi. Tentunya, perbedaan kognitif dari murid membantu guru untuk mempersiapkan bahan ajar, cara atau strategi yang dapat mengakomodir kebutuhan tersebut dalam pembelajaran. Jumlah bantuan atau dukungan yang diberikan guru kepada murid menyesuaikan dengan tingkat kesiapan belajar murid itu sendiri hal ini.

Hal ini yang harus dilakukan guru adalah menemukan minat belajar siswa. guru perlu memetakan murid berdasarkan minat belajarnya. Sebagai contoh, ada murid yang senang belajar seni, olah raga, sains atau bidang-bidang tertentu. Dalam hal ini, guru harus siap untuk memfasilitasi kebutuhan murid tersebut. Guru dapat memberikan pilihan kepada muridnya untuk belajar sesuai dengan minatnya, misalnya dalam menghasilkan produk. Dalam diferensiasi produk, murid menghasilkan produk sebagai bentuk pencapaian tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan minat belajar murid masing-masing. Murid diberikan kebebasan dalam belajar. Murid bebas menghasilkan produk baik berupa teks atau tulisan seperti artikel, narasi, karangan atau bentuk produk lain yang sesuai minat belajarnya seperti audio, video, poster, mind mapping dan lainnya baik secara individu maupun secara berkelompok selama produk tersebut merujuk pada indikator atau standarisasi minimum penilaian.

Pemetaan kebutuhan murid berdasarkan profil belajar murid lebih kepada bagaimana murid belajar sesuai dengan gaya belajarnya yang beragam atau bervariasi. Misalnya pada diferensiasi proses, untuk murid yang memiliki gaya belajar visual maka pada proses pembelajaran guru dapat memberikan materi dengan menggunakan media berupa gambar-gambar, tampilan slide power point, grafik dan sebagainya yang membantu murid dalam belajar dan mengaitkan konsep satu dengan yang lainnya sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Demikian pula, untuk murid yang memiliki gaya belajar auditori maka guru dapat memberikan materi menggunakan atau diiringi dengan musik.

Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupub dari lingkungannya. Apalagi dimasa pandemi seperti ini, dimana murid melaksanakan PJJ sehingga interaksi secara langsung antara guru dengan murid sangat jarang. Akibatnya data yang kita kumpulkan untuk memetakan kebutuhan belajar murid sulit kita tentukan valid atau tidaknya. Dukungan dari orang tua dan murid untuk memberikan data yang lengkap dan benar sesuai kenyataan yang ada. Tidak ditambahi dan juga tidak dikurangi. Orang tua dan murid harus jujur ketika guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar, baik elalui wawancara, angket, survey, dll.

2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)

3.  Mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

 Seorang guru tentunya harus benar-benar memahami apa yang menjadi nilai diri dan perannya agar pembelajaran berdiferensiasi ini dapat terlaksana dengan baik, seorang guru di tuntut untuk mandiri dan selalu berinovasi dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi ini. Di samping itu di butuhkan kolabrorasi yang baik dengan semua stike holder yang ada disekolah agar pembelajaran yang berpihak pada murid bisa terwujud.  Semua komponen yang ada di sekolah harus bersinergi dalam upaya menuntun kodrat anak dengan optimal seperti filosofi KHD bahwa tugas guru adalah menuntun segala kekuatan kodrat anak agar dapat mencapai keselamat dan kebahagiaan setinggi tingginya. Pada pembelajaran berdiferensiasi ini sangatlah relefan bahwa seorang guru harus menyadari semua anak memiliki pribadi yang unik dengan kebutuhan belajar yang berbeda, dengan demikian sebagai seorang guru harus mampu menyusun strategi pembelajaran yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan murid. Ada 3 hal strategi yang bisa diterapkan dalam pembelajaran diferensiasi seperti yang sudah saya tuliskan di atas meliputi strategi diferensiasi konten, proses dan produk. Dengan 3 strategi pembelajaran berdiferensiasi ini diharapkan dapat menumbuhkan kepemimpinan murid dan seorang guru benar-benar mampu menjadi pemimpin pembelajaran dan mampu memberikan dampak positif pada pendidikan sehingga upaya untuk menumbuhkan budaya postif disekolah bisa terwujud.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar