Selamat Datang Kawan !!!!!! Inspirasi Tanpa Batas : Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching

Senin, 04 April 2022

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching

Peran Guru Sebagai Among atau Coach di Sekolah.

Sebelum lebih jauh kita memahami peran guru sebagai Among atau coach disekolah berikut ini beberapa pengertian mengenai coaching menurut para ahli, yaitu:

  1. Sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999).
  2. Kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya (Whitmore, 2003).
  3. “…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.” (International Coach Federation-ICF).

Coaching memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Jika proses coaching berhasil dengan baik, masalah-masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran yang menurunkan potensi murid berkembang akan dapat diatasi. Mengingat pentingnya proses coaching ini sebagai alat untuk memaksimalkan potensi murid, guru hendaknya memiliki keterampilan coaching. International Coach Federation (ICF) memberikan acuan mengenai empat kelompok kompetensi dasar bagi seorang coach yaitu:

  1.  keterampilan membangun dasar proses coaching
  2. keterampilan membangun hubungan baik
  3. keterampilan berkomunikasi
  4. keterampilan memfasilitasi pembelajaran

Memahami hal tersebut coaching merupakan salah satu metode yang efektif untuk diterapkan dalam bidang pendidikan yang prosesnya berpusat pada siswa. Dengan metode ini, pendidik dapat mendorong peserta didik untuk menerapkan kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kreatif, Dalam coaching ada proses menuntun yang dilakukan guru sebagai coach kepada murid sebagai coachee untuk menenemukan kekuatan kodrat dan potensinya untuk bisa hidup sesuai tuntutan alam dan zaman.

Hal ini sejalan dengan pemikiran sang Maestro Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara (KHD) dimana menurutnya pendidikan itu adalah ada proses menuntun yang dilakukan guru untuk mengubah prilaku murid sehingga dapat hidup sesuai kodratnya baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat.Pendidik di harapkan berperan sebagai penuntun (pamong) bagi anak-anak didiknya, maka kita sebagai guru perlu memahami lebih jauh peran guru sebagai coaching agar kita benar-benar mampu dalam menjalankan peran sebagai seorang pendidik. Coaching menjadi salah satu proses among atau menuntun belajar murid kita untuk memahami dan memaksimalkan potensi dirinya sesuai kekuatan kodratnya. Sebagai seorang pamong sudah sepatutnya guru harus benar-benar mampu menuntun  atau memberikan tuntunan melalui proses komunikasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang reflektif agar kekuatan kodrat anak dapat dimaksimalkan.

Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan Coaching. Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses Coaching. Sebagai seorang Guru dengan semangat Tut Wuri Handayani, maka perlulah kita menghayati dan memaknai cara berpikir atau mindset Ki Hajar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching. Pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog antara guru dan murid yang terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan

  

Dalam pendamping kepada murid seorang guru harus memegang prinsi ARTI (Apresiatif – Rencana – Tulus – Inkuiri)

 Apresiatif :

Seorang coach memposisikan coachee sebagai mitra dan menghormati setiap apa yang dikomunikasikan serta memberikan tanggapan positif dari apa yang disampaikan.

 Rencana :

Proses coaching dilakukan sebagai pendampingan  bagi coachee dalam menemukan solusi dan menggali potensi ada dalam dirinya yang kemudian dituangkan dalam tindakan.

 Tulus :

Seorang Coach hendaknya tulus memberikan waktu dan dirinya seutuhnya dalam melakukan proses coaching untuk membantu coachee dalam pengembangan potensi dirinya.

 Inkuiri :

Seorang coach menuntun agar coachee dapat menggali dan memetakan situasinya sehingga menghasilkan pemikiran atau ide-ide baru atas situasi yang sedang dihadapinya.

Melalui pendampingan uang baik, guru sebagai coach harus mampu merefleksikan kebebasan murid untuk menemukan berbagai kekuataan yang dimiliki mereka dengan penuh kasih sayang dan persaudaraan. Guru sebagai coach menghindari keinginan untuk memaksakan kehendak dan mengharapkan pamrih, mensucikan diri tanpa ikatan menjadikan murid insan paripurna. Guru sebagai coach menciptakan suasana nyaman dan rasa percaya untuk memberikan kebebasan dan kemerdekaan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk menjadi murid kuat secara kodrati.

Salah satu bentuk untuk melejitkan potensi murid adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang selalu memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan minat, profil dan kesiapan belajar. Guru sebagai coach dibutuhkan untuk menggali kebutuhan murid sehingga guru dapat mendisain proses pembelajaran yang mampu memaksimalkan segala potensi yang dimiliki murid.

Selain itu, secara social emosional  segala potensi murid dapat berkembang secara maksimal. Proses coaching dapat berjalan degan mengoptimalkan ranah social emosional sehingga setiap murid mampu menyelesaikan setiap masalah dengan potensi dan kemampuannnya sendiri. Segala potensi akan tergali dengan proses coaching yang dilakukan guru. Murid akan menemukan kedewasaan dalam menghadapi setiap kemelut dalam hidupnya dan mereka akan menemukan jati diri dengan proses coaching yang dilakukan guru. Pada akhirnya mereka akan mampu hidup bebas dan merdeka menentukan jalan hidupnya sesuai kekuatan dan potensinya masing-masing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar